Minggu, 29 September 2013

5 Ilmuwan yang Masuk Islam Setelah Riset Ilmiah | Unikgaul

5 Ilmuwan yang Masuk Islam Setelah Riset Ilmiah | Unikgaul

Ilmuwan Islam yang hafal Al Qur'an sejak dini

sekolahtarbiyatulquran.blogspot.com

 1. Imam syafii (hidup pada tahun 150-204 H)
   Beliau hafal Al qur'an saat usia 7 tahun, dan pada saat usia 17 tahun sudah menjadi mufti/ahli hukum (rujukan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan mereka berdasarkan hukum islam). Dalam perkembangannya, beliau adalah seorang mujtahid mutlak, dan ahli ushul fiqh (peletak dasar ushul fiqh). Sampai sekarang karya ushul fiqh dan fiqh-nya masih dipakai kaum muslimin di seluruh dunia. Sehingga bisa dikatakan, beliau adalah ulama kaliber dunia/internasional.

2. Imam ath-thabari (hidup pada tahun 224-310 H)
    Beliau hafal Al qur'an pada usia 7 tahun. Beliau adalah ahli tafsir. Sampai sekarang karya tafsirnya masih digunakan oleh kaum muslim di seluruh dunia. Sehingga bisa dikatakan beliau adalah ahli tafsir kaliber dunia/internasional.

3. Ibnu Sina (hidup pada tahun 370-428 H)
    Beliau hafal Al qur'an saat usia 5 tahun, dan pada saat usia 17 tahun sudah menjadi dokter profesional. Dalam perkembangannya beliau ahli kedokteran, peletak dasar ilmu kedokteran. Sampai sekarang ilmunya masih digunakan di seluruh dunia. Bahkan orang Barat pun menggunakan ilmu/teorinya. Beliau juga ahli fisika.

4. Ibnu Khaldun (732-808 H)
Beliau hafal Al-qur'an saat usia 7 tahun. Beliau adalah ahli sosiologi dan ahli konstruksi. Pemikiran/ teorinya juga masih digunakan sampai sekarang di seluruh dunia.

5. Umar bin abdul aziz.
Beliau hafal Al-qur'an saat masih anak-anak. Beliau adalah seorang kholifah di masa Bani Umayyah. Seorang ahli ekonomi yang tiada duanya di dunia. Beliau sangat terkenal dengan kemampuannya memakmurkan negara dan bangsanya dalam waktu singkat (29 bulan) sampai-sampai tidak ada rakyatnya yang berhak menerima zakat

Jumat, 27 September 2013

Anak pra TK / PAUD di Inggris sdh diajari baca tulis.

Anak kelas 1 SD di Indonesia Vs Inggris

 Ternyata di Inggris praTK atau PAUD sdh diajari baca,
dan jika tdk bs tdk apa2 tapi di Inggris semua naik kelas.
Nulis diajarkan usia 5&6 thn..
Hebatnya lagi EYD sdh diajarkan di usia 6-7 tahun.

  HL | 27 September 2013 | 00:13 Dibaca: 9928   Komentar: 73   27
 Dari Kompasiana (Septin Puji Astuti)

Sepulang dari menjemput anak saya biasanya saya gunakan untuk bersantai. Saya buka facebook dan lihat timeline adik kelas saya. Tumben sekali adik kelas saya upload foto sesuatu. Karena setahu saya dia tidak aktif di facebook. Saya lihat gambar yang dia upload, ini:
1380207050557116411
Foto yang diupload adik kelas saya
Foto di atas adalah jawaban atas pertanyaan yang diberikan ke anak SD kelas 1. Dari sepuluh pertanyaan, yang terjawab benar hanya 6 pertanyaan. Sebenarnya sudah kesekian kalinya saya melihat jenis pertanyaan seperti ini. Saya pikir pihak penyelenggara pendidikan segera menyadari dan merevisi jenis-jenis pertanyaan seperti ini. Tetapi nyatanya, masih saja ada. Menurut saya soal seperti ini harus direvisi atau ditinjau ulang.
Mengapa harus direvisi? Mari kita lihat lagi pertanyaannya 1, 3, 4, 5, 7. 9 dan 10. Pertanyaan-pertanyaan itu membuat anak bingung menjawabnya. Ambil saja pertanyaan pertama, “Tata tertib harus kita ….”. Untuk menjawab pertanyaan itu, jangankan anak kecil, orang dewasapun akan memiliki jawaban yang berbeda-beda. Bahkan bisa jadi kalau orang dewasa tidak bisa menjawabnya karena terlalu banyak pengetahuan dan melihat pertanyaan itu dari sudut pandang yang bermacam-macam. Apalagi untuk pertanyaan nomor 5, “Anak laki-laki biasanya suka bermain …“.  Di jaman sekarang, di jaman banyak disediakan berbagai permainan, tentu akan sulit menjawabnya. Anak laki atau perempuan bisa main apa saja asal mereka mau. Berbeda lagi dengan pertanyaan nomor 10, “Sepatu, tas dibuat oleh … “. Jika anaknya suka membaca buku tentang robot, si anak bisa saja menjawab robot daripada manusia. Kemudian masalah anting-anting, jika dia pernah melihat laki-laki menggunakan anting-anting, jelas saja akan bingung.
Kebetulan anak ketiga saya juga kelas 1. Tetapi sekolah di Inggris. Apa yang dipelajarai di Year 1?
Sejak Reception, atau pra-SD, anak dikenalkan membaca. Tidak bisa membaca juga tidak apa-apa karena usia di Reception masih 4 hingga 5 tahun. Sementara menulis baru diajarkan di Year 1 (usia 5-6 tahun). Di sekolah tertentu, membaca baru diajarkan ke Year 1 sehingga pada sekolah tertentu di awal masuk Year 1, baru memulai membaca buku-buku Oxford Reading Tree yang level merah (level 2). Sementara di sekolah lain karena di Reception diajarkan membaca, sampai di Year 1 sudah ada yang sampai level oranye (level 6). Anak belum sampai level 6 ketika Year 1 juga tidak apa-apa dan tidak ada tidak naik kelas.
Di balik sampul di setiap buku Oxford Reading Tree itu ada semacam petunjuk apa yang harus dilakukan sebelum membaca buku, selama membaca buku dan beberapa kata yang dipelajari. Untuk petunjuk sebelum membaca buku hampir semua buku sama. Kebetulan buku yang saya pegang judulnya Kipper and the Giant. Di balik sampul depan, petunjuk yang diberikan adalah ini:
1380214568787553261
Petunjuk di sampul depan di salah satu buku Reading Oxford Tree (foto: Septin)
Jadi jelas apa yang harus dilakukan oleh pendamping anak ketika membaca.
Setelah membaca buku, di sampul belakang disediakan petunjuk pertanyaan terkait dengan isi bacaan. Tetapi pada praktiknya, guru atau yang mendampingi membaca bisa membuat pertanyaan lain asalkan tidak menyimpang dari isi bacaan. Bisa juga jika anak terlihat antusias, pendamping pembaca meminta anak menceritakan kembali semua isi buku dengan menggunakan kata-kata dia sendiri. Jika ada bahan bacaanya, mana yang jawaban benar dan mana yang tidak benar bisa kelihatan. Karena standarnya adalah yang ada di dalam bacaan.
Membuat buku seperti Reading Oxford Tree tentu lebih mahal karena satu halaman tulisannya hanya beberapa baris tetapi dipenuhi dengan gambar. Itupun menggunakan kertas yang tebal dan glossy. Tetapi, jika hanya sekedar membuat cerita yang beberapa baris saja, Indonesia bisa. Sepertinya ini sudah diterapkan sejak saya kecil. Ketika saya sekolah sudah terbiasa dengan soal cerita dimana anak menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang dia baca. Jadi tidak perlu membuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya potensial diperdebatkan karena pengalaman si anak berbeda. Jangankan anak, seperti yang saya katakan di atas, orang dewasa saja masih bingung menjawabnya. Bagi kita yang sudah dewasa jawaban untuk pertanyaan seperti itu bukan hanya satu kata, tetapi kalimat bahkan jika perlu dalam satu atau dua paragraf karena harus diberi penjelasan yang masuk akal. Untuk anak kecil, apa mungkin melakukan ini?
Mungkin ada saatnya pertanyaan seperti itu diberikan kepada anak. Tetapi tidak untuk yang terkait dengan kebiasaan sehari-hari. Karena kebiasaan sehari-hari setiap anak dan keluarganya berbeda-beda. Pertanyaan seperti contoh di atas hanya akan cocok jika diterapkan untuk soal-soal IPA, IPS atau pengetahuan lain seperti sejarah dan matematika. Itupun, jika anak suka membaca dan suka berselancar di dunia maya yang membuat dia memiliki pengetahuan lebih, akan menghasilkan jawaban yang tidak sama atau sama tapi tidak serupa.
Alternatif lain jika memang mau mempertahankan pertanyaan seperti itu adalah sebaiknya anak tidak hanya dibatasi menjawab dengan satu kata saja. Bisa berupa kalimat. Sekalian belajar membuat kalimat. Kemudian diberi tambahan pertanyaan lagi, seperti “Mengapa?” Sehingga diketahui alasan anak menjawab itu.
Lantas mana jawaban yang benar? Tidak ada jawaban yang benar karena tidak pasti. Guru hanya mengoreksi kalimatnya sudah benar atau salah. Di sini berarti anak secara tidak langsung belajar membuat kalimat yang benar sesuai dengan EYD. Manfaatnya lainnya, guru bisa melihat logika berfikir anak sudah masuk akal atau tidak. Cara seperti ini menurut saya lebih membuat anak lebih kreatif dan tidak terkurung oleh satu pandangan yang seringkali membingungkan anak. Saya yakin, setiap jawaban anak pasti ada alasannya. Dan alasan itulah tahap awal anak bertanggungjawab dan bisa melatih kemampuan berargumentasi sekaligus bisa digunakan untuk melatih menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seperti ini di Inggris diajarkan di Year 2 (usia 6-7 tahun).
Selama ini yang dialami anak-anak saya selama sekolah di salah satu sekolah dasar di Birmingham seperti itu. Saya yakin bisa diadopsi dan cocok di sekolah di Indonesia. Tinggal melatih guru-gurunya dan kemauan dari para pengambil kebijakan di sekolah. Mengutip kata sahabat suami saya dan beberapa orang, bahwa “apa-apa yang di luar negeri belum tentu cocok dengan Indonesia“. Pernyataan ini menurut saya ada benarnya, tetapi untuk kasus seperti ini sebaiknya pendidikan di Indonesia lihat pelajaran baik dari beberapa sekolah di Luar Negeri. Jika dikira bagus, diterapkan saja. Jika masih kurang cocok, berarti perlu direkayasa sehingga memudahkan guru untuk mengajarnya dan memudahkan anak untuk menerima pelajaran itu. Sebaliknya, yang buruk tidak sudah diterapkan di Indonesia. Semoga pendidikan di Indonesia lebih baik. Amin.

Pentingnya Pendidikan (PAUD)

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

17

Pentingnya Pendidikan Anak Usia DiniPentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan disertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia, kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial.
Sebelum bicara lebih jauh, apa sih pendidikan anak usia dini? Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Mengapa pendidikan anak usia dini itu sangat penting?

Berdasarkan hasil penelitian sekitar 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun,8 0% telah terjadi perkembangan yang pesat tentang jaringan otak ketika anak berumur 8 tahun dan mencapai puncaknya ketika anak berumur 18 tahun, dan setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan kognitif.


Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Sehingga periode ini merupakan periode kritis bagi anak, dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini hanya datang sekali, sehingga apabila terlewatkan berarti habislah peluangnya.
Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. “Saat ini, beberapa taman kanak-kanak sudah meminta anak murid yang mau mendaftar di sana sudah bisa membaca dan berhitung. Di masa TK pun sudah mulai diajarkan kemampuan bersosialisasi dan problem solving. Karena kemampuan-kemampuan itu sudah bisa dibentuk sejak usia dini,” jelas Byrnes.
Selanjutnya menurut Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting, karena di usia inilah anak membentuk pendidikan yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini.

Ada dua tujuan mengapa perlu diselenggarakan pendidikan anak usia dini, yaitu:

Tujuan utama: untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Singkatnya, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Apa perbedaan anak yang mendapatkan pendidikan anak usia dini di lembaga yang berkualitas dengan anak yang tidak mendapatkan pendidikan anak usia dini?
Menurut Byrnes (Peraih gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia) di lembaga pendidikan anak usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar.
Sementara, anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini, akan lamban menerima sesuatu. Anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. Anak-anak yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadinya lamban.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Begitu pentingnya pendidikan ini tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan ini hingga pemerintah Indonesia pun memberikan layanan pendidikan gratis hingga tingkat SMP.

Read more: Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini

Saraf Otak saat sujud (Doktor Neurologi)

Doktor Neurologi masuk Islam selepas kaji saraf di otak

Doktor Neurologi masuk Islam selepas kaji saraf di otak

Saya bakal meneruskan bidang perubatan di Mesir dan ada baiknya kita sama-sama ambil iktibar di sebalik kisah Seorang Doktor Neurologi US menemui Keajaiban Allah S.W.T ketika membuat kajian di otak dan urat saraf.
Doktor Neurologi di Amerika Syarikat tersebut telah memeluk Islam setelah beberapa penyelidikannya terjawab dengan cara Islam.
Setelah memeluk Islam, dia amat yakin dengan perubatan cara Islam dan oleh sebab itu beliau telah membuka sebuah klinik bertemakan ‘Perubatan Melalui Al-Quran’
Doktor Neurologi masuk Islam Doktor Neurologi masuk Islam selepas kaji saraf di otak
Kajian perubatan beliau daripada al-quran menghasilkan ubat-ubatan berteraskan apa yang terkandung dalam quran. Antaranya termasuk la berpuasa, madu lebah, biji hitam (black seed) dan lain-lain.

Bagaimana tertarik dengan keajaiban Allah

Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam. Maka doktor neurologi tersebut menceritakan semasa membuat kajian Urat Saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki oleh darah .
Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.
sujud urat saraf otak Doktor Neurologi masuk Islam selepas kaji saraf di otak
Setelah membuat kajian yang memakan masa, akhirnya beliau mendapati darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan sewaktu seseorang itu sedang sujud semasa mengerjakan Solat !
Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa sukatan yang tertentu sahaja. Ini bermaksud bahawa darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikut kadar solat lima waktu yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah !
Tidak menunaikan solat lima waktu, otak kita tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.
Subhanallah.
Mesti baca : Kisah Menarik Bagaimana Loo Jo Yee Binti Abdullah Peluk Islam
otak uraf saraf medic 300x232 Doktor Neurologi masuk Islam selepas kaji saraf di otak
Itu sahaja saya mampu ucapkan. Doktor Neurologi yang dirahsikan namanya memeluk Islam setelah kajian ini hanya mampu dijawab dengan keunikan Islam. Ini lah dia keajaiban Allah hanya untuk hambanya yang melihat dengan mata hati.
Bagi yang bakal mengambil perubatan terutama rakan-rakan saya. Mari lah sama-sama kita ambil iktibar dari kisah Doktor Neurologi akui keajaiban Allah dan akhirnya Doktor Neurologi masuk Islam sebab kaji saraf di otak.
Kalau lah kita dapat tahu nama Doktor tersebut mesti lagi menarik. Ada sesiapa tahu?

Sumber : http://muazfaris.com/doktor-neurologi-masuk-islam-selepas-kaji-saraf-di-otak/#ixzz2g8l2dTxg

Kamis, 26 September 2013

( Otak ) Anak Cerdas Yang Belajar Sejak Dini Di Sekolah Jadi Lebih Ringan

Sekilas Tentang Perkembangan Otak Anak Anda
Oleh: Ns. Zulhafiqi, S.Kep

Tahukah Anda bahwa masa yang paling menentukan bagi anak Anda untuk mengembangkan kecerdasannya secara maksimal adalah pada usia 3 tahun pertama dalam hidupnya?

Ya… benar!

Berbagai penelitian mendalam yang telah dilakukan bertahun-tahun.ternyata telah sampai pada kesimpulan ini.

Apa artinya bagi Anda dan bayi Anda?
Artinya, jika Anda memanfaatkan 3 tahun pertama kehidupan anak Anda dengan berusaha mengembangkan kecerdasannya dengan cara yang benar, maka anak Anda akan memiliki kecerdasan yang luar biasa ketika ia masuk sekolah nanti.

Kecerdasan ini pun akan terus meningkat dan berkembang seiring dengan pertumbuhannya hingga ia berusia dewasa. Sebaliknya, jika Anda menyia-nyiakan 3 tahun pertama kehidupan anak Anda dan tidak memaksimalkan usaha untuk mengembangkan kecerdasannya, maka ia akan mengalami kesulitan di sekolahnya kelak dan kekurangan ini akan terus menempel pada dirinya seumur hidupnya!

Ini Perkara Serius
Berikut ini kami akan membeberkan beberapa fakta PENTING yang memperkuat kesimpulan di atas…

Fakta 1
Penelitian menyatakan bahwa kesuksesan seorang anak sangat bergantung pada keterlibatan orang tua ketika membesarkannya. Sebagai contoh, seorang anak yang diajarkan membaca sejak dini (dengan cara yang benar) biasanya memiliki prestasi yang sangat baik di sekolah.
Anak seperti ini terbukti sangat baik dalam menyerap dan memahami berbagai pengetahuan baru dan pada akhirnya akan menjadikannya seseorang yang cerdas pada usia dewasa. Membaca adalah gerbangnya ilmu. Seorang anak yang gemar membaca sejak dini akan memiliki kecerdasan yang berkembang sangat pesat. Sebaliknya, anak-anak yang tidak terbiasa membaca sejak dini rata-rata memiliki kecerdasan yang jauh lebih rendah.
Dan ingatlah… Anda sebagai orang tua memegang peranan penting dalam hal ini!
Fakta 2
Ada 2 hal yang menjadi potensi seorang anak untuk menjadi cerdas:
1. Imajinasi.
2. Rasa Ingin Tahu
Nah, tugas Andalah sebagai orang tua untuk mengarahkan kedua potensi ini untuk mengembangkan kecerdasannya…

Ingat… guru pertama anak Anda adalah Anda sendiri!

Fakta 3
Bayi Anda terlahir dengan milyaran sel otak. Semakin aktif sel-sel otak ini digunakan maka semakin cerdaslah ia. Sel-sel otak yang tidak dirangsang dengan baik akan kehilangan potensinya.
Jika Anda terus merangsang sel-sel otak anak Batita (Bawah Tiga Tahun) Anda dengan cara yang benar maka sel-sel ini akan semakin padat… inilah yang pada akhirnya akan merubah Batita Anda menjadi manusia cerdas!

Kesalahan Para Orang Tua
Yang banyak terjadi adalah… sebagian besar orang tua akan menunggu datangnya usia sekolah untuk mendidik anak-anak mereka.
Padahal, sebenarnya pada saat itu mereka sudah SANGAT terlambat!

Contoh Kasus 1
Sebut saja si Andi.
Orang tua Andi tidak memaksimalkan usaha mereka mendidik Andi semasa Batita. Sekarang Andi sudah kelas 6 SD dan ia berada di jajaran 3 besar murid berprestasi di kelasnya. Katakanlah Andi telah mengerahkan 90% kemampuannya untuk sampai pada tingkat prestasi ini.
Tahukan Anda… para ahli mengatakan, seandainya saja Andi menerima pendidikan yang maksimal semasa usia 0-3 tahun, maka ia mungkin cukup mengerahkan 30-50% kemampuannya untuk sampai pada tingkat prestasi yang sama!

Contoh Kasus 2
Iwan dan Toto adalah 2 anak yang seusia. Iwan tumbuh dalam lingkungan yang kondusif untuk perkembangan kecerdasannya semasa usia 0-3 tahun. Toto tumbuh dalam lingkungan yang tidak kondusif semasa usia 0-3 tahun.
Jika Iwan berusaha untuk mencapai 3 besar di kelasnya dan ia berhasil, maka para ahli mengatakan bahwa mungkin Toto harus berusaha 3-5x lebih keras untuk mencapai prestasi yang sama!
Jadi?
Memang betul bahwa kecerdasan seorang anak tidak semata-mata diukur dari prestasinya di sekolah formal, tapi sebenarnya kedua contoh kasus di atas hanya sekedar gambaran agar Anda lebih memahami betapa pentingnya pendidikan anak yang benar sejak dini. Dan ketahuilah bahwa pendidikan yang Anda terapkan pada anak Anda di usia 0-3 tahun akan terus berpengaruh pada tingkat kecerdasannya hingga ia dewasa…



Nah, karena “Gen” berada di luar kekuasaan kita, maka “Lingkungan”lah yang harus kita usahakan…untuk membantu agar bayi Anda menjadi lebih cerdas, menjadi anak yang lebih cerdas pula ketika masa sekolahnya, sehingga kelak ia pun akan menjalani kehidupannya dengan lebih cerdas…

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain factor genetika, perkembangan otak bayi Anda sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Jika Anda terus menerus membentuk suasana dan kondisi yang positif untuk pertumbuhan otak bayi Anda, maka bayi Anda akan tumbuh dengan otak yang sehat, sehingga ia akan menjadi lebih cerdas.
Bahkan yang sangat mencengangkan adalah ternyata suasana yang diterima oleh bayi Anda ketika ia masih dalam kandungan ibunya pun sudah berpengaruh terhadap perkembangan otaknya!

Oleh karena itulah sebaiknya Anda perlu mengetahui beberapa hal penting seputar struktur otak manusia, mudah-mudahan dengan demikian Anda akan lebih memahami apa yang baik dan buruk untuk pertumbuhan bayi Anda.

Neuron
Neuron adalah sel-sel otak yang memproses dan mengirimkan informasi pada tubuh kita. Nah, berikut beberapa hal penting yang harus Anda ketahui seputar Neuron:
 Pada janin, pembentukan Neuron akan terhenti pada trimester ke-2. Setelah ini, tidak akan ada lagi pertambahan jumlah Neuron.
 Walaupun demikian, sebagian besar Neuron pada janin ini belum memiliki tugas khusus. Artinya, perkembangan otak janin belum selesai sampai di sini.
 Ibu hamil yang kurang gizi, mengkonsumsi alkohol, merokok, menggunakan narkoba dan berbagai factor lingkungan eksternal negatif lainnya dapat merusak pertumbuhan otak janin.
 Ketika bayi Anda lahir, maka normalnya ia akan memiliki 100-200 milyar Neuron.
 Selama 3 tahun pertama kehidupan anak Anda, setiap Neuron dari milyaran Neuron ini akan membentuk koneksi hingga ke ribuan Neuron lainnya.
 Koneksi antar Neuron ini disebut Akson.
 Akson tugasnya mengirimkan informasi.
 Dendrit tugasnya menerima informasi.
 Satu Neuron bisa memiliki banyak Dendrit.
 Setiap kali otak bayi Anda mengalami suatu kejadian baru, maka Neuron akan membentuk Dendrit baru. Banyak kejadian baru akan menghasilkan banyak Dendrit baru.

Proses Penyampaian dan Penerimaan Informasi dalam Otak
Proses komunikasi pada otak bayi Anda terjadi ketika Akson satu Neuron menghubungi Dendrit Neuron lain, kemudian ia mengirimkan impuls kepada Dendrit tersebut.
Koneksi inilah yang dinamakan Sinapsis


Setiap kali Anda membacakan cerita untuk bayi Anda, satu Neuron akan membuat koneksi dengan Neuron lain untuk membentuk Sinapsis.
Setiap kali Anda memeluk bayi Anda, satu Neuron akan membuat koneksi dengan Neuron lain untuk membentuk Sinapsis.

WOW!
Semakin banyak interaksi dan rangsangan yang diterima oleh bayi Anda melalui 5 panca inderanya, semakin banyak sinapsis yang terbentuk.

Sehingga, pada usia 3 tahun, sebenarnya anak Anda akan memiliki jumlah Sinapsis yang jauh lebih banyak dari yang dibutuhkannya.

Lho, kok bisa?
Iya, nantinya akan ada Sinapsis yang dihilangkan secara periodik! Sinapsis yang sering digunakan akan bertambah kuat koneksinya sehingga lama kelamaan ia akan menjadi bagian otak yang permanen.
Sinapsis yang jarang digunakan akan melemah koneksinya, sehingga lama kelamaan ia pun akan dihapus, alias di-eliminasi! Dengan demikian, Sinapsis yang sering digunakan akan memiliki ruang yang lebih besar untuk berkembang, sehingga otak anak Anda dapat bekerja dengan efisien.

Namun, ada sedikit kabar yang mengejutkan nih…

Sinapsis yang telah terhapus TIDAK DAPAT dihidupkan kembali selamanya!…

Pertumbuhan otak anak Anda meningkat drastis menjadi 2 kali lipat ketika ia berusia 1 tahun. Pada usia 1 tahun, berat otaknya mencapai 70% berat otaknya pada masa dewasa.
Pada usia 3 tahun, berat otaknya mencapai 90% berat otaknya pada masa dewasa.

Apa yang Bisa Dipetik dari Kenyataan ini?
1. Jika anak Anda menerima interaksi dan rangsangan yang kurang, maka ia akan tumbuh dengan jumlah Sinapsis yang kurang dibandingkan anak lain yang banyak menerima rangsangan positif.
2. Jika anak Anda sangat kurang mengalami interaksi yang normal dengan lingkungannya selama 3 tahun pertama, maka akan terjadi penghapusan Sinapsis yang terlalu banyak.
3. Jika Sinapsis anak Anda terlalu banyak yang terhapus, maka ia akan kesulitan untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya sangat mudah dilakukan oleh anak-anak normal lain.
4. Sediakanlah berbagai kesempatan belajar dan bergaul yang positif kepada anak Anda, sehingga Sinapsis yang berkaitan dengan kegiatan tersebut menjadi permanen.


Al Qur’an, Subhanalloh... ( The Qur’an Is Great )



Al- Qur'an
Gambar: ajiraksa.blogspot.com
Every time someone efforts forgery against the Al Qur’an will be known because the AL Qur’an is one-way of them is the scriptures that can be remembered sacara thorough
Every effort to adulterate paragraph sacred al-quran be known. Al-quran always maintained its authenticity. Alloh have promised to keep al-quran. Alloh said, behold we that lowers al-quran and behold we be true societys al-quran. And this proved. Ayat- paragraph sacred al-quran can recited thoroughly by berjuta- million muslims.
So alloh societys authenticity al-quran through servant alloh who memorizes al-quran. If al-quran destroyed then version arabic from al-quran will soon direcover by millions of muslim people memorized al-quran. Muslim people memorized al-quran called huffaz. Huffaz has memorization al-quran early on see you guys end verse. Can even detail to the point and coma.
Setiap Ada Upaya Pemalsuan Terhadap Ayat Suci Al Qur’an Akan Ketahuan
Al Qur’an Satu- satunya Kitab Suci yang Bisa Dihafal Sacara Menyeluruh
Setiap Ada Upaya Pemalsuan Ayat Suci Al Qur’an Akan Ketahuan. Al Qur’an selalu terjaga keasliannya. Alloh telah berfirman untuk menjaga Al Qur’an: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9). Dan ini terbukti karena ayat- ayat Al qur’an bisa dihafal secara keseluruhan oleh jutaan muslim.
Alloh menjaga keaslian Al Qur’an melalui penghafal Al Qur’an. Jikalau sekarang Al-Qur’an dihancurkan, maka versi arab dari Al-Qur’an akan segera di-recover oleh jutaan muslim, yang disebut Huffaz yang telah menghafalkan kata-kata di dalam Al-Qur’an dari mulai awal sampai dengan akhir ayat.

Rabu, 25 September 2013

Usia Berapa Anak Balita Belajar Membaca ? Ingin Agar Balita Cerdas

Mengutip buku karya Dr Abdullah Nashih Ulwan
"dalam buku As-Siyasah, Ibnu Sina mengungkapkan beberapa pendapat yang berharga tentang pendidikan anak-anak. Ia menasihatkan agar mengajar anak dimulai dengan mengajarkan Al Quran, sekedar mempersiapkan diri secara fisik dan intelektual untuk menghadapi pengajaran. Dan pada waktu yang bersamaan hendaknya mereka diajari huruf-huruf hijaiyah, baca tulis, kaidah-kaidah ad-din, kemudian meriwayatkan syi'ir yang dimulai dengan ar-rajzu lalu qashidah." (Dari Status Saudari Anna)
 Maria Montessori(1870-1952) merupakan seorang dokter serta antropolog wanita Itali yang pertama. Hasil-hasil karya dari Montessori menimbulkan pengaruh luar biasa terhadap pendidikan anak prasekolah diseluruh dunia. Montessori merupakan pelopor dalam pengembangan metode belajar calistung (membaca, menulis dan berhitung) bagi anak-anak usia dini. Menurut Montessori rentang usia 3- 6 tahun kepekaan untuk peneguhan sensoris, semakin memiliki kepekaan indrawi, khusnya pada usia kurang lebih 4 tahun mempunyai kepekaan menulis, dan pada usia 4- 6 tahun mempunyai kepekaan untuk membaca. (http://kinasihnovarisaplsuny.blogspot.com)
Balita diajari calistung?
Yg setuju alasannya:  krn telah mampu, minta diajari, masuk SD di test dll.
Yg tdk setuju alasannya: krn bs terbebani/ stess, bs bosan shg malas sekolah,
einstein kecilnya tdk belajar aj jadi jenius, cepat belajar cepat rusak otaknya,
Rosululloh tdk belajar sejak dini, otak ank sdg berkembang bs ganggu perkembangan.
1.Anak terbebani? Skrg khan sdh byk metode belajar fun..
Calistung umumnya dipelajari dgn otak kiri,
itu yg bikin sulit bagi balita, tdk sulit jk dgn otak kanan
krn balita yg aktif cenderung otak kanannya.
Anak mmg belum bs berfikir serius dlm memahami.
Jadi kalo sodori huruf abc mana ada yg suka meski huruf dibikin warna& menarik.
Yg dimaksud menarik tdk sekedar fasilitas& pembimbing yg ramah.
Cara bljr yg bs diterima anak dengan mudah dan disukai.
Kalau hanya bisa menarik perhatian anak saja tapi
saat anak mulai tertarik lalu dibimbing anak tidak bisa
memahami dgn mudah tetap saja tdk bisa jln atau beban.
Lalu ketika ada cara yg kreatif utk menarik perhatian ank
dan bisa membuatnya suka dan menikmati.
Bukankah ini namanya anak tidak lagi terbebani.
Yang jadi pertanyaan disini adalah adakah yg mampu
Membimbng dgn cara spt itu. Saya mengajari anak
hanya bermodalkan buku tulis biasa atau bahkan kertas
apa saja yg bs buat nulis dan pensil atau bolpen atau
semacamnya yg bs buat nulis. Dulu awalnya aku
mengenalkan huruf U pada balitaku aku menulis huruf U
yang sebasar gelas. Lalu aku bilang pada balitaku "Ummi
kalau melihat gambar gelas seperti ini , Ummi bilang U".
Balitaku menirukan "U".Setelah diulang beberapa kali sudah
hafal kalau melihat gambar itu lagi dia bilang "U". Setelah hafal
aku bilang "Umi akan bikin gambar gelas yang kecil" Kubuatlah
huruf U yang ukurannya seperti layaknya orang menulis"
Dan anakku tetap ingat dan mengatakan "U". Ini baru 1huruf,
huruf yg lain semua diimajinasikan. Mulai dr huruf yg mudah.
Apapun yg diajarkan kpd ank dgn paksaan akan berakibat buruk.
Mengenalkan huruf pd ank bs dgn asah kecerd. Motorik.
Seperti anak kecil mengenali orang.
Orang itu py mata, hidung, mulut dll, anak kecil bisa tahu.
Sama spt ank kecil mengenali angka contoh
angka 9 kita kenalkan sebagai bola ada benangnya.
Dibuat huruf raksasa dulu.
Anak menerimanya tidak berbeda dgn ketika anak diajari bicara
atau dikenalkan dengan kata dan nama2 nama benda.
Misalnya anak melihat ayam atau gambar ayam lalu dikasih
tahu bunyinya kukuruyuk kok.
Dan ank diperlihatkan gbr huruf U sebesar gelas,
trus dikatakan kalo spt ini bentuky spt gelas bilang U.
Anak senang spt diajak bermain.
2.Alasan bikin ank bosan&tdk mau sekolah?
Menurutku ini pengaruh lingkungan atau pribadi ank sj.
byk juga ank yg bljr clstg nya pas SD, trus besarnya malas bljr.
Ini ada contoh orang yg sukses dan tidak bosan bljr
meski belajar sejak usia 2 tahun. Ini dia..
Moshe sdh sarjana di usia 11 thn,& akan lulus Univ
of California di usia 14thn. Tidak mau disebut jenius krn
mmg usaha dari awal. Belajar sejak usia 2 thn.
Berlatih matematika sederhana di usia 4thn
, usia 4thn bljr  musik, bela diri dan baca juga.
3.Ada yg beranggapan kalo otaknya dipake belajar
lebih dini bs bikin otak cepat rusak. Buktinya Mhose tdk.
4.Ada yang beralasan toh einstein yg kecilnya tdk
bisa membaca malah bisa jd org jenius.
Moshe saja dianggap jenius&cerdas krn rajin bljr sejak usia 2thn,
beda dgn T Alfa Edison, A Einstein, Archimedes dan Adam Khoo.
Mereka dikenal bermasalah ketika kecil dikeluarkan dr
sekolah, dianggap bodoh, ideot, bahkan gila. Yg sebenarnya
dia memiliki potensi luar biasa. Jadi mereka disebut orang jenius
yg masa kecilnya dikenal bodoh, ideot bahkan gila.
Artinya mereka saat kecil memiliki perbedaan mencolok
dgn ank2 lain dan dianggap bermasalah.
Masa kecil Eintein tdk spt ank2 pada umumnya.
Apakah ank Anda dirasa bermasalah seperti Eintein.
(Kalo menurut aku sih lebih tepatnya mereka beda cara
belajar aj, cara belajarnya beda dgn org secara umum shg
pernah mengalami masalah yang sangat tidak wajar ketika
hrs belajar di sekolah, juga beda cara berfikir yg akibatnya
pergaulannya pun terganggu.) Serba beda dgn yg lain itu yg
menyebabkan masa kecil mereka dianggap bermasalah.
4.Ada yg berpendapat karena Rosululloh aj tidak bljr baca
 pada usia dini. Tapi Rosululloh saat usia 40 tahun
disuruh membaca juga tdk bisa lho.
Jadi dlm hal ini tdk bs mencontoh Rosululloh.
5.Adanya pendapat bahwa pada usia dini otak anak sdg
berkembang secara pesat sehingga jika dibebani akan
ganggu perkembangan yg akibatnya tidak kreatif dll.
Sebenarnya tidak hanya anak tetapi pada orang tua
sekalipun jika ada beban pikiran bisa stres. Dan yang
namanya stres itu adl salah satu penyebab kerusakan otak.
Selama ada yang mampu secara kreatif untuk menarik
perhatian ank dan bisa membuatnya suka dan bahkan
menikmati belajar. Tentu anak tidak terbebani apalagi stres.
Setahuku yang dimaksud dgn otak bayi/anak sedang
mengalami perkembangan yang cepat atau pesat adalah
sel-sel penghubung perkembangan atau jaringan yang bisa
aktif terbentuk ketika mendapat stimulus atau rangsangan.
Menurut penelitian, dipercaya bahwa bayi sanggup
mempelajari 13 juta kosa kata yang diucapkan oleh orangtuanya.
Namun jika masa ini kita lewatkan, jumlah ini akan menurun
drastis menjadi 8 juta, atau menyusut 62 persen.
Jika saat belajar nama benda dan bicara/bahasa saja anak
bisa sekaligus belajar nilai- nilai moral dan berakhlak mulia
mengapa calistung dibedakan. Menurutku semua bisa dilakukan
seiring sejalan. Menurutku larangan belajar calistung pada
anak usia dini hanya bisa diterapkan pada cara belajar
yang tidak bisa dinikmati oleh anak. Tidak hanya saat
belajar calistung. Belajar menghafal, berempati,
berkarakter dan beraklhak mulia pun jika ada paksaan
dan mengajarkannya dengan cara yang salah juga dilarang.
Kalau aku sih mencoba membimbing balitaku dengan fun
dan mereka bs mudah ngikutnya, jd kulanjutin aja.
Dengan begitu harapanku mereka bs mengatasi masalahnya
ketika duduk di bangku SD nanti. Palagi pas baru masuk
awal awal. Masak mau nulis jawaban 1 atau 2 kata aja antri
nungguin gurunya ngajarin atau dikte. Ini karena aku
pengalaman ngajar di kelas 1 SD yang khusus buat anak
anak tertentu yg emang byk yg blm blm bs baca.
Beda ketika aku ngajar di kelas 1 SD yg
bacanya udah lancar, semester awal, jadi mereka
baru lulus tk sdh lancar calistung.
Waktu teman FB  update status ttg hal ini,
Aku komentar dan ini copy pastenya:
Dlm blog itu dikatakan bljr calstg saat usia dini adl
kesalahan org indo dlm memahami otak anak.
Tp tdk dijelaskan kesalahannya.
Ada penjelasan tp menurutku tdk sesuai
Dikatakan: Hasil penelitian para ahli otak dunia
termasuk di Indo (INS) bahwa: “Otak ankk2 itu blm
bkembang sempurna/matang hingga umur 20-25th!
stlh sempurna baru mereka dianggap “Dewasa”.
Apa kaitannya dgn bljr calstg sejak dini..
Nunggu sempurna, usia 20 thn utk bljr csltg?
Tokoh otak dunia juga tdk jelas siapa sj dan
mana pemikirannya yg cocok dgn tema ini?
Dikatakan juga bljr calstg saat usia dini bisa:
1.kekanakan saat dewasa, 2.jadi takut gagal saat dewasa
dan ingin hidup enak, 3.kekanakan, caper, korupsi
Tapi tdk disebutkan kaitannya apa..
Tdk ada kaitan dgn bljr clstg sejak dini.
Menurutku itu krn terpengaruh perilaku buruk
org2 sekitar/ lingkungan dan tayangan negtif dr tv.
Rosululloh membiarkan cucunya minta gendong
saat Beliau sholat bkn berarti Rosululloh
mendahulukan cucu  bermain drpd ibadah.
Krn mmg wajar ank bergelayut pd org tua yg sdg
sholat, nyuci, masak, belajar dll.
Menurutku belajar clstung, berbicara, nama2 benda dll bs diajarkan
seiring sejalan dgn mendidik agama, aklhak/ moral.
Kalo dengar dongeng ank paham tp kalo baca tdk.
Meski lancar baca tp tdk paham yg dibaca.  Memang,
Tapi menurutku ini proses. Tdk lgsg bs memadukan semua kemampuan.
Dari tdk paham, jadi sedikit2 paham, trus paham.
Jangankan usia dini, SD aj ada yg bs baca tp tdk paham.
Tokoh:
(Adam Khoo)Kls 3SD di DO krn dianggap saking bodohnya
Pas SMP diterma di sekolah yg dianggap terjelek dan disanapun dianggap paling bodoh
Kelas 1SMP dikasih soal kls 4SD tdk bs
Tp pas SMP masuk sekolah terbaik di Singapura
Bahkan waktu kuliah dinobatkan sbg mahasiswa jenius.

(Einstein)Waktu kecil dia dikira terbelakang krn baru bisa bicara di usia 4 thn .
Baru bs baca di usia 9 tahun.
Guru SMA-nya bahkan menyarankan agar Einstein berhenti sekolah sj krn dianggap tdk bs mengikuti pelajaran.
Pernah dikeluarkandr sekolah krn dianggap bodoh
Akhirnya disebut sbg org jenius

(Alfa Edison)Waktu kecil dia juga dianggap bodoh.
Sewaktu SD dia dikeluarkan dari sekolah krn dikira ideot
Akhirnya disebut sbg org jenius.

Archimedes. Dia dianggap gila krn ngaku menemukan teori yg tdk dipercaya org lain. Parahnya lagi waktu dia lupa kalo sdg telanjang bulat dia lari sambil teriak teriak kegirangan krn menemukan kesimpulan teorinya. Lingkungan sekitarnya semakin yakin bahwa dia gila.
Akhirnya disebut sbg org jenius

Artinya mereka saat kecil memiliki perbedaan mencolok dgn ank2 lain dan dianggap bermasalah.
Calistung adalah ilmu yang menjadi pintu dari semua ilmu. Adanya pemikiran tentang larangan mengajarkan calistung kepada anak usia dini membuat sebagian orang menunda mengajarkannya kepada anak yang usianya masih dini. Padahal kan kemampuan setiap anak berbeda. Kasihan jika ada yang berpotensi untuk belajar calistung sejak usia dini tetapi dihalangi. Belajar calistung bisa bisa dilakukan seiring dengan mengajarinya berkarakter atau aklhak yang mulia. Jika saat belajar menghafal dan bahasa saja anak bisa sekaligus belajar nilai- nilai moral dan berakhla mulia mengapa calistung dibedakan. Itu semua bisa dilakukan seiring sejalan. Menurutku larangan belajar calistung pada anak usia dini hanya bisa diterapkan pada cara belajar yang tidak bisa dinikmati oleh anak. Tidak hanya saat belajar calistung. Belajar menghafal, berempati, berkarakter dan beraklhak mulia pun jika ada paksaan dan mengajarkannya dengan cara yang salah juga dilarang. Anak yang sudah mampu atau belum mampu calistung sebenarnya juga berhak kok mendaftar di sekolah SD manapun. Karena untuk siapa lagi sekolah itu didirikan. Setiap anak khan memiliki hak yang sama
Belajar calistung sejak usia dini adalah kelebihan kita dibanding negara lain yang belum menerapkannya. Bukankan sekarang telah banyak orang Indonesia yang cerdas. Jika yang dipermasalahkan adalah moral maka yang salah bukan karena mereka belajar calistung sejak kecil. Tapi sejauh mana orang tua telah menanamkan nilai- nilai moral pada anak, dan lihatlah lingkungan kita bagaimanakah kondisi moral masyarakat secara umum yang tentunya itulah yang dihadapi kita dan anak kita yang otomatis banyak belajar dari lingkungannya atau pergaulannya, dan sejauh mana anak kita menyaksikan berbagai tayangan televisi yang menayangkan perilaku buruk, kekerasan, pornografi, adegan berkelahi yang diikuti dengan dialog menggunakan kata-kata kasar. Pada anak kecil apa yang disaksikannya akan diserap dengan mudah oleh otaknya. Dan jika yang dipermasalahkan adalah kalah cerdas dengan negara lain atau kalah kreatif. Memangnya sejauh mana orang tua telah peduli/ memberikan bimbingan terhadap pendidikan anak. Menurutku kesalahan ini salah satunya karena pada saat itu, sistem pembelajaran yang diterapkan disekolah (apalagi sejak SD) yang hanya cenderung mengandalkan kerja otak kiri.  Sehingga otak kanan yang berpotensi kreatif tidak berkembang secara maksimal. Padahal pada saat usia SD potensi otak kanannya yang kreatif masih aktif meskipun tidak seaktif pada saat bayi atau saat usia dini. Kalau dalam hal ini kita bisa mencontoh negara lain, yang sudah menerapkan pendidikan di sekolah yang  sistem pendidikannya memberikan peluang bagi otak kanan dan kiri berkembang secara maksimal.
Mengenal otak anak. Seperti saat kita menyetal musik pada laptop, maka statistik volume gelombang suara yang tampak akan naik turun sesuai tinggi rendahnya suara musik yang kita setel. Seperti itu pula yang terjadi pada gelombang otak kita. Mulai dari suasana tidur tanpa mimpi, saat bermimpi, saat berhayal, saat berfikir dan saat konsentrasi penuh. Naik turun sesuai keseriusan kita dalam berfikir atau sesuai dengan kenyamanan kita.
Bayi yang terlahir cenderung atau bahkan selalu dalam kondisi alfa karena mereka belum mempunyai masalah atau tidak memikirkan persoalan. Anak kecil cenderung dalam kondisi alfa karena belum mengerti masalah kehidupan layaknya orang dewasa. Mereka cenderung santai dan tanpa beban. Dalam keadaan nyaman seperti ini gelombang otak berada pada kondisi Alfa dan pada gelombang inilah otak kanan bisa aktif. Otak kanan adalah otak yang mempunyai fungsi imajinasi, berkhayal dan kreatif. Itu sebabnya anak- anak mampu menyerap informasi secara cepat. Semakin sadarnya seseorang tentang adanya masalah kehidupan atau semakin seseorang itu berfikir serius maka gelombang otak semakin meninggi. Dan dalam keadaan serius gelombang otak memasuki frekuensi beta. Pada saat seperti ini otak kirilah yang aktif. Otak kiri berfungsi untuk berfikir serius, matematis dan logis.
Yang dimaksud dengan otak bayi atau anak kecil sedang mengalami perkembangan yang cepat atau pesat adalah sel-sel penghubung perkembangan atau jaringan yang bisa aktif terbentuk ketika mendapat stimulus atau rangsangan. Menurut penelitian, dipercaya bahwa bayi sanggup mempelajari 13 juta kosa kata yang diucapkan oleh orangtuanya. Namun jika masa ini kita lewatkan, jumlah ini akan menurun drastis menjadi 8 juta, atau menyusut 62 persen. Dari sini dapat kita simpulkan, bahwa walaupun bayi tidak dapat berbicara, sebagai orangtua kita harus rajin mengajaknya berkomunikasi, karena komunikasi ini adalah bentuk stimulasi yang dibutuhkan oleh bayi. Melalui komunikasi ini mereka mempelajari kosa kata baru, bahasa baru, mengingat dan mengenal apa yang dikatakan orangtua, dan tentunya hal ini akan membawa pengaruh besar pada tingkah laku mereka saat dewasa nantinya.
Jadi pada bayi atau anak kecil cenderung atau bahkan selalu berfikir dengan otak kanan yang sangat  kreatif menyerap berbagai ilmu dan pengetahuan yagng diperoleh dari lingkungannya secara cepat. Misalnya dalam mempelajari bahasa. Setiap anak yang terlahir dalam keluarga orang tuanya berbahasa inggris akan bisa berbahasa seperti bahasa orang tuanya sejak usia dini. Dia mempelajarinya secara alami, dengan tidak sengaja ia belajar setiap hari dengan mendengar orang tuanya bercakap cakap di dekatnya atau saat orang tuanya mengajaknya bicara meskipun dia belum mengerti apa yang dikatakan orang tuanya. Pada saat berbicara pada bayinya itulah orang tuanya telah memperkenalkan bahasa. Bayi atau anak itu mendengar dan mengamati. Misalnya saja kita orang indonesia saat seorang ibu menyodorkan makanan ibunya bilang makanlah. Saat menyodorkan minuman ibunya bilang minumlah. Dan banyak kegiatan lain. Semuanya diulang ulang setiap hari. Akhirnya anak pandai berbicara pada usia dini. Belajar berbicara atau bahasa itu bukan hanya hafalan. Jika sudah bisa mempraktekkannya berarti ada kepemahaman. Itulah yang terjadi pada anak usia dini. Coba saja kita orang indonesia yang sudah usia sekolah atau sudah menjadi orang tua belajar berbahasa Inggris. Berapa persen yang berhasil. Pada saat yang bersamaan atau sedang belajar berbahasa, bayi atau anak pun belajar mengenal nama benda, nama buah , nama binatang, nama makanan, yang tentunya nama-nama itu baru baginya. Baru didengarnya sekaligus baru tahu bentuknya. Ibaratnya seperti kita belajar nama-nama benda dalam bahasa asing. Bayi juga mampu mengenali orang-orang yang ada disekitarnya mulai dari rupa dan suaranya bisa dia kenali. Pada saat yang sama mereka belajar bernyanyi,  belajar duduk, berdiri, berjalan. Banyak hal yang mampu dipelajari oleh bayi dan anak usia dini secara bersamaan. Secara alami tentunya dan dengan cenderung menggunakan belahan otak kreatinya yaitu bagian kanan kanan yang aktifnya pada saat santai yang sering dikatakan orang bahwa anak itu masih polos, hidup tanpa beban. Mungkin itu setara atau lebih jika dibanding dengan misalnya kita belajar bahasa asing mulai dari awal sampai bisa praktek sekaligus belajar aneka pengatahuan baru selama 3 tahun.
Pengalaman pribadi. Sejak anakku lahir aku banyak bicara di depan bayiku. Kalau aku menggendongnya aku menyentuh benda dan memperlihatkan kepadanya dan kusebut nama benda itu berkali kali. Misalnya aku menyentuh dinding aku mengatakan dinding tembok berulang ulang. Termasuk kursi, meja, ember, air, bahkan kuajak kekebun dan kuambilkan batu, tanah, daun kusentuh batangnya. Sampai aku kehabisan apalagi yang akan kukenalkan. Akhirnya setelah anakku bisa menunjuk dengan jari meskipun belum bisa bicara saat usia 2 tahun. Ketika aku bilang dinding tembok dia menunjuk nunjuk dinding, begitupun ketika aku bilang langit, air, genting dll.
Demikian pula dengan balita yang kita anggap tak tahu apa-apa dan tak ada apa-apa. Anak kecil yang sering kita lihat dari sisi kelucuannya semata, ternyata tengah membanngun jaringan yang sangat menakjubkan di dalam otaknya. Pada saat masih di dalam rahim, hamper seluruh sel neuron atau sel saraf otak telah terbentuk.
Memasuki frekuensi alpha-theta itu sebenarnya merupakan ketrampilan manusia yang alami. Karena msh polos, blm mengerti berbagi persoalan hidup. Namun, ketika mulai sekolah, kita dikondisikan menyetel gelombang otak yang dominan beta. Jadi, begitu menjadi orang dewasa , keterampilan memasuki kondisi alpha-theta itu bisa hilang. Untuk mencapai kondisi alpha-theta, kita bisa belajar dari anak-anak. Frekuensi alpha-theta ini normalnya kita alami ketika sedang rileks, tenang, ikhlas. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan ketika kita dalam kondisi sadar sepenuhnya dan lebih banyak menggunakan akal pikiran.
(Catatan Risma Yulistiana) Okay, mari berangkat dengan pertanyaan sederhana, pada usia berapakah anak-anak harus kita kenalkan dengan dengan Allah, dengan rasul-Nya, dengan Al-Qur’an, dengan kisah teladan? Saya yakin kita semua menjawab satu suara — pada usia sedini mungkin.
Berikutnya, kapan kita mengenalkan warna, kanan dan kiri, laki-laki dan perempuan, panas dan dingin, tinggi dan rendah, panjang dan pendek, basah dan kering kepada anak-anak? Kapan kita mengenalkan doa sehari-hari kepada anak-anak? Kapan kita mengenalkan tepuk anak shaleh kepada anak-anak? Kapan kita mengenalkan lagu anak-anak? Kapan kita mengenalkan gambar? Kapan kita mengajaknya bergerak bebas? Kita semua pun masih satu suara — pada usia sedini mungkin.
Lalu, kapan kita mulai mengenalkan calistung? Pada jawaban atas pertanyaan ini, suara kita pun mulai terpecah.
Jika “katanya” anak-anak umumnya baru siap belajar calistung pada usia 6 atau 7 tahun (mereka mungkin berpijak pada teori perkembangan kognitif Piaget), mengapa ada banyak anak yang sudah bisa belajar calistung sejak usia 3 tahun? Tentu saja jawabannya adalah karena perkembangan setiap anak itu berbeda-beda. Nah, inilah yang saya tekankan. Jika perkembangan anak itu berbeda-beda, apakah kita harus menyamakan perlakuan bahwa semua anak-anak baru boleh diajarkan calistung dimulai pada usia 6 atau 7 tahun?
Menurut saya, yang menjadi kriteria boleh atau tidaknya sebenarnya ada 2 hal. Yang pertama adalah kesiapan anak usia dini yang bersangkutan. Yang kedua adalah metode belajar sambil bermainnya. Saya masih memiliki keterbatasan informasi tentang bagaimana cara meng-assess apakah anak usia dini yang bersangkutan sudah siap atau belum untuk belajar calistung, tetapi saya yakin para psikolog dan ahli perkembangan kognitif pasti punya metode assessment-nya. Nah, jika anak usia dini yang bersangkutan ternyata sudah siap untuk belajar calistung, dengan metode belajar sambil bermain yang tepat, saya yakin mereka dapat mengikutinya dengan baik, bahkan dapat juga mengasah kreativitas mereka. Bukankah ketika kita mengenalkan anggota badan kepada anak-anak, anak-anak belajar sambil bernyanyi, bergerak, dan bermain? Lalu, mengapa tidak kita terapkan juga ketika mengenalkan calistung kepada mereka yang telah siap?
Kalau saya tidak salah ingat, pada usia dini ini anak-anak belajar dengan cara mengenal, mengidentifikasi, membedakan, dan menghafal. Nah, bukankah ketika belajar calistung, sejatinya anak-anak belajar mengenal, mengidentifikasi, membedakan, dan menghafal angka dan huruf sama seperti halnya mereka mengenal, mengidentifikasi, membedakan, dan menghafal jenis-jenis hewan? Kita tentu paham daya ingat anak-anak itu sangat baik, bahkan sering mengalahkan daya ingat kita yang telah dewasa. Mereka dapat belajar dengan cepat jika diberi stimulus yang baik dengan metode yang tepat. (Sumber : Risma Yulistiana).
 (Gelombang otak:Aisya Zanik)
BETA [ 14 - 100 HZ ]. Dalam frekuensi ini seseorang sedang dalam kondisi terjaga atau sadar penuh dan di dominasi oleh LOGIKA.
Saat seseorang berada di gelombang ini, otak [ kiri ] sedang aktif di gunakan utk berpikir, konsentrasi, dan sebagainya, sehingga gelombangnya meninggi. Gelombang tinggi ini merangsang otak mengeluarkan hormon kortisol dan norefinefrin yg menyebabkan cemas, khawatir, marah, dan stres. Akibat buruknya, beberapa gangguan penyakit mudah datang kalau kita terlalu aktif di gelombang ini.

BETA [ 14 - 100 HZ ]. Dalam frekuensi ini seseorang sedang dalam kondisi terjaga atau sadar penuh dan di dominasi oleh LOGIKA.
Saat seseorang berada di gelombang ini, otak [ kiri ] sedang aktif di gunakan utk berpikir, konsentrasi, dan sebagainya, sehingga gelombangnya meninggi. Gelombang tinggi ini merangsang otak mengeluarkan hormon kortisol dan norefinefrin yg menyebabkan cemas, khawatir, marah, dan stres. Akibat buruknya, beberapa gangguan penyakit mudah datang kalau kita terlalu aktif di gelombang ini.

ALFA [ 8 - 13,9 HZ ]. Inilah tombol ikhlas yg kita cari. orang yg sedang rileks, melamun, atau berkhayal gelombang otaknya berada dlm frekuensi ini. Kondisi ini merupakan PINTU MASUK / AKSES KE PERASAAN BAWAH SADAR. sehingga otak akan bekerja lebih optimal. Tanpa gelombang otak ini, jgn bermimpi bisa masuk ke perasaan bawah sadar. Anak2 balita gelombang otaknya selalu dlm keadaan ALFA. Itu sebabnya mereka mampu menyerap informasi srcara cepat. Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonim dan endorfin yg menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia. Hormon ini membuat imunisasi tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak
jantung menjadi stabil, dan kapaditad indra kita meningkat. TOMBOL IKHLAS inilah yg akan memudahkan anda menciptakan rasa ikhlas di hati dan membuka akses menuju realita kuantum.

THETA [ 4 - 7,9 HZ ]. Pancaran frekuensi ini menunjukkan seseorang sedang dlm keadaan mimpi. Dalam kondisi ini pikiran menjadi sangat kreatif dan inspiratif. Seseorang yg berada dlm gelombang ini berada dlm kondisi khusyuk, relaks yg dalam , ikhlas, pikiran sgt hening, indera ke-enam atau intuisi muncul...
itu semua terjadi karena otak mengeluarkan hormon melatonin, catecholamine. dam AVP [ Arginine - vasopressin ].Di gelombang ini,akses ke realitas kuantum akan terasa semakin nyata.


DELTA [ 0,1 - 3,9 HZ ]. frekuensi terendah ini memancar saat seseorang tertidur pulas tanpa mimpi,tdk sadar, tak bisa merasakan badan, tdk berpikir. Di gelombang ini otak mengeluarkan HGH [ human grownt hormone / hormon pertumbuhan ] yg bisa membuat orang awet muda. Bila seseorang tdr dlm keadaan delta yg stabil, kualitas tidurnya sgt tinggi. Meski hanya beberapa menit tertidur, ia akan bangun dgn tubuh tetap merasa segar.
Sekelumit pendapat dariku, semoga bermanfaat.­­(Irma)
Pro dan kontra tentang sejak usia berapakah anak boleh diajari membaca. Bolehkah anak pra tk diajari membaca? Bolehkah anak tk diajari membaca? Anak usia 4 tahun sudah lancar membaca. Belajar calistung sejak usia anak 3 tahun. Cara mengajari balita membaca. Cara mudah belajar membaca pada anak. Agar anak tertarik untuk belajar. Menarik perhatian anak untuk belajar. Anakku tidak mau belajar. Sudah SD tapi belum bisa membaca. Apakah ada yang perlu dikhawatirkan jika anak belum bisa membaca saat mau memasuki sekolah dasar. Pro dan kontra tentang sejak usia berapakah anak boleh diajari membaca. Anakku sudah bisa membaca menulis dan berhitung saat masih berusia empat tahun. Jangan memngajari  balita membaca. Awas bahaya jika balita diajari membaca. Yang penting ahlaknya dulu baru kognitifnya. Tanamkan nilai moral dulu sebelum mengajari anak membaca. Belajar membaca adalah beban bagi anak. Jangan paksakan anak dalam belajar. Mengenalkan saja. Rosululloh adalah teladan terbaik. Menyekolahkan anak pada usia dini. Kapan anak mulai bisa disekolahkan. Sebalum usia 5 tahun jangan disekolahkan. Pro dan kontra tentang sejak usia berapakah anak boleh diajari membaca.